Friday 24 February 2012

Renungan


Zikir dan Tobat
BAGAIMANAKAH cara zikir dan tobat yang baik," tanya seorang murid Abu Qubaisy ketika mahaguru yang disegani itu baru selesai menyampaikan kata pengantar pembuka majelis taklimnya. Topik yang beliau antarkan sore itu memang masalah tobat.
"Tobat yang baik adalah yang lahir dari kesadaran sendiri, menyesali segala perilaku buruk yang pernah diperbuat, dan berjanji untuk tidak mengulanginya di masa datang," jelas Abu Qubaisy sambil menatap wajah murid yang bertanya.
"Menyesali perilaku yang buruk atau menyesali dosa?" tanya murid lain dengan nada penasaran, sehingga membuat Abu Qubaisy tersenyum.
"Kata Rasulullah Saw, dosa itu adalah segala sesuatu yang terasa tak enak di hati bila dilakukan. Bukankah perilaku buruk adalah perbuatan yang membuat hati pelakunya tak nyaman? Jadi harus disesali dan jangan diulangi lagi. Bahkan bila hal itu menyangkut dengan seseorang, pelakunya harus meminta maaf kepada orang yang bersangkutan lebih dulu, baru meminta ampunan Allah Swt. Itulah cara tobat yang benar," ujar Abu Qubaisy.
"Bagaimana cara zikir yang baik?" ulang murid yang pertama  kali bertanya.
"Zikir yang dilakukan secara intelek," jawab Abu Qubaisy.
"Maksud Tuan?" kata murid itu bertanya-tanya.
"Menurut Allah Swt, intelektual itu adalah mereka yang zikir baik ketika berdiri, maupun di saat berbaring. Artinya mengingat Allah Swt terus menerus. Dengan demikian salahlah orang yang membatalkan niat menjenguk orang-orang yang tertimpa musibah hanya karena ingin berzikir ramai-ramai di masjid," kata Abu Qubaisy akhirnya.

No comments:

Post a Comment