Wednesday 15 February 2012

Pasar Klender, Kaki Lima Menyumbang Kemacetan



Pedagang kaki lima seringkali mendapat stigma negatif. Sering dicap sebagai penyebab menurunnya jumlah pembeli di dalam pasar, membuat lalu-lintas amburadul, dan menggangu ketertiban lingkungan adalah makanan sehari-hari para pedagang yang memilih menggelar jualannya di luar pasar. Kebanyakan mereka menjadikan trotoar sebagai lokasi mencari nafkah dengan berdagang.
Selain cap negatif, para pedagang kaki lima juga harus waspada setiap saat. Sebab bisa saja aparat penertiban seperti Satpol PP datang melakukan razia. Ketika Satpol PP melaksanakan penertiban, para pedagang kaki lima pun harus buru-buru berbenah. Kalau lagi apes, barang-barang dagangan diangkut para petugas penertiban.

Marike (40), menyadari risiko menjadi pedagang kaki lima. Selain harus mewaspadai cuaca, ia juga harus sering-sering memeriksa keadaan, agar saat kendaraan Satpol PP datang ia dapat langsung menyelamatkan dagangannya. Cuaca harus diwaspadai, karena manakala hujan, Marike pun harus memindahkan dagangannya ke tempat yang tidak terkena semburan air yang jatuh dari langit.

Marike memilih berjualan di luar bangunan Pasar Klender Baru SS Jakarta Timur. Alasannya di dalam pasar sudah tidak ada tempat yang strategis. Kalaupun ada, harga sewanya tidak sanggup ia bayar.
Wanita yang tampak masih bugar itu menyadari, pedagang kaki lima seperti dirinya dapat menjadi gangguan bagi lalu-lintas. Apa lagi lapaknya mengambil hampir separuh dari badan jalan di depan pasar. Karena itu ia selalu mengalah manakala terjadi gangguan pada kelancaran lalu-lintas.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Pasar Klender Baru SS Naruh Kuswanto SE menjelaskan, harga sewa kios yang diberlakukan di pasar tersebut sudah sesuai dengan ketetapan pihak PD Pasar Jaya. “Itu putusan pimpinan, saya tidak dapat mengubahnya,” kata Naruh.

Murtri, salah seorang pedagang di Pasar Klender Baru mengeluhkan banyaknya jumlah pedagang kaki lima yang menggelar dagangan di bagian depan pasar. Selain menyebabkan becek di musim hujan, pedagang kaki lima juga mengurangi jumlah pembeli yang memasuki pasar.
Pedagang kaki lima juga dinilainya menyebabkan kemacetan arus pembeli. “Akibatnya pembeli malas berbelanja di dalam pasar,” ungkapnya.  

Nurhayati

No comments:

Post a Comment