Wednesday 15 February 2012

Tansu Lezat di Warung Tarmudi


Siapa sangka dari warung sederhana yang terlihat masih semi permanen itu, tercium aroma kenikmatan. Tepatnya di dekat perempatan jalan Garuda Ujung, Kemayoran Jakarta Pusat. Warung tersebut selalu ramai setiap harinya dan buka 24 jam penuh dari Senin hingga Minggu, kecuali Lebaran Idul Firti dan Idul Adha, warungnya tutup. 

Tarmudi pemilik warung tersebut makin dikenal banyak orang, pelanggannya makin bertambah. Ini berkah dari racikan kulinernya yang mengikuti selera pasar. Jauh sebelumnya Ia terbiasa mengaduk adonan yang hanya menjadi gorengan dan sudah sangat umum menjadi pilihan para pedagang di pinggiran jalan, dagangannya tidak begitu laris manis seperti menu utamanya, sekalipun gorengannya itu telah berdampingan dengan kue pancong yang khas Betawi itu.

Ide dari Kakek Tarmudi untuk menambahkan ketan pada bisnis kulinernya berbuah kesuksesan. Orang-orang kantoran, sopir, anak sekolah dan dari berbagai kalangan yang menjadi pelanggan menyukai ketan susu Tarmudi yang murah meriah itu. Tidak hanya dari mulut ke mulut, kelezatan ketan susu Tarmudi di era digital ini promonya pun telah menggunakan fasilitas internet melalui jejaring sosial twitter dan facebook.
Menurut Tarmudi dahulu sebelum menjadi ”Tansu” namanya ”Tanbok” yaitu ketan kobok, karena makan ketannya dengan menggunakan tangan. Seiring perkembangan zaman, termasuk kepiawaian Tarmudi dalam menerima masukan pelanggan, sehingga ketannya dicampur dengan susu, maka sudah menggunakan sendok.

Warung Ketan Susu itu sendiri sudah berdiri sejak tahun 1958. Ketan Susu milik Tarmudi ini merupakan usaha milik keluarga dan sudah turun temurun, Tarmudi sendiri merupakan generasi penerus ketiga. Warung pertama kali dibuka terletak di depan Damri, bukan di tempat yang sekarang. Sedangkan asal muasal nama Tansu berawal dari banyak pelanggan yang berkeinginan variasi dalam ketan, banyak yang meminta menggunakan susu dan kelapa. Dan akhirnya terkenal dengan sebutan ”Tansu” yaitu ketan susu, itu pun para pelanggan yang memberi nama. 
Dari penuturan Tarmudi, setiap harinya ia bisa menghabiskan 2 hingga 3 karung ketan seberat 50 Kg dan 150 bungkus tempe. Dengan dibantu 9 orang karyawannya, proses pembuatan cukup efektif sebab dilakukan di warung itu juga.

Selain Tansu sebagai menu utama, para pelanggan nampak tengah menikmati hidangan pelengkap, aneka gorengan tempe, ubi, singkong dan pisang goreng. Minuman yang paling disukai adalah teh poci, selain teh poci ada teh manis biasa, kopi susu, air jeruk dan susu .

Bagi para pelanggan bila yang memesan ketan susu untuk dibawa pulang, Tarmudi sengaja memisahkan kelapa parut dari ketannya, ini agar kelapanya tidak cepat terasa asam.
Seperti Shinta, seorang karyawati kantoran yang datang bersama temannya untuk pertama kalinya menyempatkan diri datang ke warung ketan susu. Ia datang mencoba ketan susu yang sudah terkenal ini karena ia juga seorang penikmat kuliner. “Ketan susu disini tidak terlalu manis, karena dilebur dengan tempe yang gurih . Nice celebration,” kata Shinta lantas menyeruput teh pocinya. 

Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau untuk makanan di daerah Jakarta. Shinta makan ketan susu lengkap dengan gorengan dan teh poci serta membawa beberapa bungkus ketan susu untuk keluarga di rumah, setelah ia membayar harganya tidak sampai 50 ribu. 

Sedangkan Anton, salah satu pembeli yang rumahnya berdekatan dengan warung tersebut mengaku sering datang, terkadang ia juga selalu membawa teman-temannya yang bertempat tinggal di Bekasi untuk menikmati ketan susu. 
Adapun harga satu porsi ketan Rp 2.500, seporsi ketan ditambah susu Rp 3.000, dan semua jenis gorengannya seharaga Rp 500. Sedangkan untuk minumannya, teh poci Rp 2.000, teh manis biasa, susu, es jeruk semuanya seharga Rp 3.000 dan susu Rp 2.000 saja.  


Winda Widyawaty



No comments:

Post a Comment