Wednesday 15 February 2012

Andai Produsen Keripik Beli Singkong di Pasar

                                 Foto dok.SUARAPASAR.Abuzakir


Kalau saja para produsen produk berbahan singkong membeli bahan baku tersebut di pasar tradisional, dapat dipastikan para pedagang singkong tersenyum senang.
Sejak beberapa waktu, produsen aneka makanan berbahan singkong bermunculan di seluruh penjuru Jakarta. Mereka memproduksi antara lain keripik singkong, maupun getuk. Makanan-makanan tersebut cukup diminati masyarakat, terutama warga pendatang yang hendak bernostalgia dengan kuliner asal kampung halamannya.
Para produsen memilih pengadaan bahan singkong dari pemasok yang mendatangkannya dari luar Jakarta, langsung ke lokasi produksi. Sebagian lainnya memilih mendatangi langsung sentra-sentra produksi singkong, dan membelinya dalam jumlah besar sekaligus.

Hingga kini Efendi hanya dapat mengandalkan pembeli warga masyarakat biasa. Beberapa di antaranya pembuat kue-kue berbahan singkong, tapi jumlahnya tidak banyak.
Di kiosnya, Pasar Manggarai, Efendi berdagang umbi-umbian sejak 1991. Selain singkong, Efendi juga menyediakan ubi dan talas. Di antara semua dagangannya, singkong dan ubi paling banyak dicari pembeli.
Efendi menyayangkan peristiwa kebakaran besar yang dulu menghanguskan Pasar Manggarai. Dulu ia berdagang di tempat tersebut. Ia menyisih ke Pasar Rumput setelah kiosnya ludes dilalap si jago merah.
“Dulu Pasar Manggarai boleh dibilang pusatnya pasar, tahun 1970-an para pedagang seluruh Jakarta belanja barang ke Manggarai,” tutur Efendi.

Singkong-singkong yang dijualnya, dipasok langsung dari Sukabumi. Menurut Efendi kualitas singkong Sukabumi sangat bagus kualitasnya. “Kekurangannya saya beli dari Pasar Induk,” sambungnya.
Di kios milik pedagang asal Sumatera Utara ini, singkong dijual seharga Rp 2 ribu per kilogram. Sedangkan ubi Rp 4 ribu sekilonya. 

Novita Sundarini

No comments:

Post a Comment